Rakyat Berharap, Hukum dan Keadilan Jadi Panglima, Bukan Uang
ImpasNusantara,Makassar -
Dalam kehidupan sehari-hari masalah hukum dan keadilan selalu menyentuh seluruh aspek kehidupan kita.
Hukum menjadi patron kehidupan bersama, sedang keadilan menjadi dambaan tegaknya hukum di tengah masyarakat tanpa pandang bulu dan peran " uang" di dalamnya.
Kenyataan di masyarakat, hukum masih menjadi komoditas orang -orang tertentu yang "menguasai hukum " atau memiliki uang yang banyak untuk "membiayai hukum. "
Seperti yang baru saja terjadi di Polsek Tallo, Kota Makassar. Ada kelompok preman yang sedang mabuk mengusik ketenangan Warga RW 06 Kelurahan Kaluku Bodoa, Kota Makassar di Jalan Sinassara Lorong.
Preman tersebut mengendari sebuah motor berbonceng 3, dengan sikap ugal-ugalan melintasi lorong dan sempat menyerempet seorang anak perempuan, Nur Halisa ( 16 tahun), namun bukannya meminta maaf, justru menantang warga yang menegurnya, agar pelan -pelan karena ini lorong.
Orang tua Nur Halisa. Anwar Taba tentu saja kesal dengan sikap premanisme yang mengacau ketenangan lorong di malam hari itu, 26 April 2024, namun masih bisa mengendalikan diri untuk tidak main hakim sendiri . Bahkan Dia hanya menyuruh si preman tersebut cepat keluar dari lorong, sebelum lebih banyak warga yang keluar rumah.
Jadi tidak ada pemukulan dari pihak keluarga Nur Halisa, dan tidak melihat apakah ada yang sempat memukul ? Maka preman ini pun pulang, dengan ancaman akan membawa teman -temanya, karena tidak terima ditegur.
Ternyata, itulah yang berbuntut pelaporan di Polsek Tallo, dengan 12 pengacara pendamping.
Tentu pertanyaanya, siapakah kelompok preman yang masuk mengacau lorong di malam hari? Kenapa begitu banyak pengacara yang ngotot menuntut Warga RW 06 Kaluku Bodoa? Termasuk di dalamnya, PJ Ketua RW 06 Kaluku Bodoa, Saparuddin Boy.
Komentar
Posting Komentar