Tidak Terima Kekalahan, Calon Ketua RT Ancam Demo Kelurahan Kaluku Bodoa
![]() |
| Walikota Makassar, Munafri Arifuddin |
Pemilihan Ketua RT secara serentak di Kota Makassar, pada Rabu, 3 Desember 2025, merupakan terobosan yang baik untuk terus memperbaiki pelayanan pemerintah kota kepada masyarakat, yang akan disusul dengan pemilihan Ketua RW oleh Ketua RT terpilih.
Namun posisi Ketua RT dan RW menjadi sasaran ambisi orang- orang tertentu, yang memiliki kepentingan pribadi dan bukan kepentingan warga.
Sedang maksud Walikota Makassar, Munafri Arifuddin untuk melaksanakan Pemilihan RT/ RW secara serentak Se Kota Makassar, untuk mengakomodir dan memudahkan pelayanan yang tepat dan lebih baik kepada warga Kota Makassar.
Ironisnya, selalu saja ada orang- orang tertentu yang ingin menyalahgunakan maksud baik Pemerintah Kota Makassar.
Hal itu yang terjadi di RW 06, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo. Seorang Calon Ketua RT 02, RW 06, Kaluku Bodoa, tidak mau menerima kekalahan pada Pemilihan RT, Rabu (3/12) lalu, dan mengancam akan melakukan Demo di Kelurahan Kaluku Bodoa dan Kecamatan Tallo.
Calon Ketua RT 02, Irwan, kalah dalam pemilihan, tapi tidak mau menerima kekalahan, dan menuduh ada kecurangan .
Menurut panitia pemilihan, jumlah pemilih di RT 02/RW 06 Kelurahan Kaluku Bodoa, sebanyak 64 pemilih (KK), yang tidak hadir 19 pemilih.
Telah dilakukan pemilihan dengan baik, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Menurut keterangan panitia pemilihan, tuduhan kecurangan oleh Calon Ketua RT yang kalah adalah mengada-ada dan tidak berdasarkan fakta. Hal itu menunjukkan ambisi yang bersangkutan untuk mendukung Calon Ketua RW, yang akan dipilih langsung oleh Ketua RT terpilih.
Salah seorang Calon Ketua RW 06 Kaluku Bodoa, adalah Saparuddin (Boy ), yang pernah menjadi PJ Ketua RW 06 di Era Walikota Makassar, Dany Pomanto.
Menurut warga, selama menjadi PJ Ketua RW 06, Boy banyak meresahkan, dan sering melakukan tindakan yang merugikan warga, dan warga tak berdaya, karena Dia selalu merasa paling pintar dan bisa menekan kalau ada warga yang berani melawannya.
Kalau orang seperti itu yang menjadi Ketua RT/RW, bukan hanya kepentingan warga akan terabaikan, tapi juga akan merusak citra pemerintah kota, karena ambisi mereka adalah kepentingan pribadi dan kelompoknya. (Redaksi)

Komentar
Posting Komentar